Sektor pertanian merupakan potensi Kabupaten Banyumas. Komoditas utama pertanian berupa tanaman pangan. Selain tanaman pangan, sektor perkebunan Kabupaten Banyumas turut berkontribusi dalam sektor pertanian. Komoditas perkebunan yang paling banyak di produksi di Kabupaten Banyumas adalah Kelapa deres. Sementara komoditas Karet banyak diproduksi di wilayah Kecamatan Somagede, Banyumas dan Kemranjen. Selain itu juga terdapat Budidaya Anggur di Desa Purwodadi , Kecamatan Tambak.
Adapun salah satu upaya ketahanan pangan di Kabupaten Banyumas dengan adanya pengembangan kedelai lokal pada sentra pengrajin tempe di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran.
Berikut Dokumen tentang Pertanian di Kabupaten Banyumas:
Pembukaan hutan untuk perluasan lahan perekebunan Krumput yang terletak antara kota Banyumas dan Buntu tahun 1909
Sumber : Arsip bersama Dinas Arpusda Kabupaten Banyumas dan Pusat Arsip Banjoemas History Heritage Community
|
Foto bersama pejabat perekebunan dan pekerja pembukaan lahan untuk perkebunan Krumput tahun 1909
Sumber : Arsip bersama Dinas Arpusda Kabupaten Banyumas dan Pusat Arsip Banjoemas History Heritage Community
|
Kompleks perumahan pegawai perkebunan karet Krumput, Banyumas, Jawa Tengah, 1920
Sumber : ANRI, KIT Jawa Tengah No. 153/64
|
Rumah Administratur perkebunan karet, Krumput, Banyumas,
Jawa Tengah, 1920.
Sumber : ANRI, KIT Jawa Tengah No. 639/37
|
BUDIDAYA BUAH ANGGUR
Sumber : Pemerintah Desa Purwodadi, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas
Kebun Budidaya Anggur Desa Purwodadi, Kecamatan Tambak
|
Modul Dasar Budidaya Anggur Desa Purwodadi, Kecamatan Tambak
|
BUDIDAYA BUAH DURIAN
Sumber : Pemerintah Desa Alasmalang, Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas |
PENGEMBANGAN KEDELAI
Kedelai merupakan sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, sehingga dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran akan kebutuhan protein berakibat pada meningkatnya kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun. Rata-rata kebutuhan kedelai setiap tahunnya sebanyak ± 2,6 juta ton biji kering. Produksi kedelai dalam negeri baru mampu memenuhi sebanyak 621.000 ton atau sekitar 24% terhadap kebutuhan, dan sisanya sebesar 76% dipenuhi dari impor. Untuk di Kabupaten Banyumas sendiri rata-rata produksi kedelai setiap tahun 1.484 ton atau sekitar 9-10% dari kebutuhan setiap tahunnya yang mencapai 16.000 ton. Hal ini menyebabkan berbagai kerugian bagi Indonesia antara lain; hilangnya devisa negara yang cukup besar, mengurangi kesempatan kerja dan meningkatnya ketergantungan jangka panjang, sehingga mempengaruhi sistem ketahanan pangan nasional. Selengkapnya klik disini...
|